Anggota Komisi D DPRD Surabaya Hari Santosa bersama Zulfikar Akhmad Medianar Arifin menunjukkan hasil tontgen lutut yang cidera.

THENEWSULSEL.COM,SURABAYA- Mantan pemain Persebaya Zulfikar Akhmad Medianar Arifin mengadu ke DPRD Kota Surabaya karena tidak mendapatkan biaya pengobatan yang layak dari Asosiasi Futsal Kota Surabaya.

Diketahui, pemain berusia 21 tahun itu mengalami cidera saat menjalani seleksi atlet futsal untuk proyeksi atlet akan menjadi Tim Futsal Kota Surabaya dalam event Pekan Olah Raga Provinsi (PORPROV) Jawa Timur mendatang.

Dalam seleksi itu, Zulfikar mengalami cidera otot lutut saat menjalani uji tanding dengan tim yang sama-sama peserta seleksi Tim Futsal Kota Surabaya.

Untuk mengobati cidera itu, pemuda yang pernah menandatangani kontrak dengan Persebaya itu hanya diberi uang Rp 300 ribu oleh Tim Futsal Kota Surabaya untuk biaya pijat. Padahal, untuk pengobatan hingga pemulihan cidera membutuhkan biaya yang lumayan besar.

Saat ditemui di gedung DPRD Surabaya, pada Kamis 2 Juni 2022 sore, Zulfikar terlihat lesu dan pasrah dengan mengelus lutut kaki kirinya yang mengalami cedera otot.

Setelah kejadian perkiraan tanggal 15 Maret lalu, Saya ya cuma di rumah gak ngapa-ngapain, mungkin ngompres lutut kiri yang cidera. Soalnya masih belum bisa jalan dan sempat gak bisa jalan selama empat hari, buat jalan susah, buat jongkok juga susah,” ungkapnya.

Kemudian, pemuda yang pernah menandatangani kontrak dengan Persebaya ini mengaku diajak oleh orang tuanya ke tempat pengobatan fisioterapi, setelah 2 minggu hanya bisa berjalan tertatih. Dengan menghabiskan biaya pengobatan kurang lebih Rp 7 juta.

Usai pengobatan selama 2 minggu, Zulfikar yang sebelumnya memperkuat tim Futsal Garuda Emas ini mendapat rekomendasi dari dokter untuk melanjutkan pemulihan kaki kirinya dengan operasi. Dalam rekomendasi tersebut juga diberi perkiraan biaya operasi sekitar Rp 70 juta.

“Baru bisa jalan setelah 2 minggu dari fisioterapi itu, sekarang pun masih terasa sakit cuma sedikit-sedikit. Dan untuk biaya besar untuk operasi itu, sangat memberatkan sekali,” keluhnya.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi D DPRD Surabaya Hari Santosa menyayangkan sikap acuh Tim Seleksi Futsal Kota Surabaya untuk PORPROV Jatim yang tidak bertanggungjawab atas pemanggilan atlet yang dilakukannya.

“Adik kita ini (Zulfikar) mengalami kecelakaan (cidera) saat mengikuti sesi latihan tanding. Nah ini kan yang memanggil mereka Tim Seleksi Futsal Kota Surabaya untuk PORPROV Jatim. Tetapi atas kejadian ini, Adik kita ini hanya diberi Rp 300 ribu oleh tim seleksi Futsal PORPROV. Untuk pijat bilangnya. Padahal pemuda ini dipilih dan diundang untuk seleksi tim yang mewakili Kota Surabaya saat pertandingan-pertandingan di PORPROV nanti,” sebut Hari dengan ekspresi kesal.

Hari juga menyayangkan pihak Asosiasi Futsal Kota Surabaya bernaung di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Surabaya tidak menyediakan fasilitas berobat untuk atlet yang menjalani seleksi.

Karena itu, Politisi Partai NasDem ini akan memperjuangkan aspirasi Zulfikar dan mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya serta KONI Surabaya segera bertindak untuk membantu biaya operasi cedera otot kaki Zulfikar.

“Karena menurut orang tuanya, kaki adek ini harus dilakukan operasi,” tegasnya.

Hari menyebutkan, bahwa kasus cidera yang dialami Zulfikar ini harus menjadi acuan KONI Surabaya untuk seleksi Tim PORPROV Kota Surabaya mendatang agar orang tua atlet tidak ragu melepas anaknya meraih prestasi.

“Kalau ini (Zulfikar) saja tidak bisa ditangani. Maka orang tua yang memiliki anak berprestasi akan ragu ketika anak-anaknya yang berprestasi dipanggil untuk seleksi. Tapi setelah dipanggil kurang ada jaminan dari yang memanggil,” tandasnya.

“Yang jelas nanti akan kami kontak KONI dulu. Kalau tidak bisa, ini sebagai laporan saya ke Komisi D. Agar nanti Komisi D akan mengundang mereka (BPJS dan KONI) untuk membicarakan masalah ini,” pungkasnya.@ADV/arga

Hanya diberi Rp 300 ribu untuk obati cidera, eks pemain Persebaya mengadu ke DPRD Surabaya.(*)


Baca juga